Teori Kecerdasan Ganda dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Pengertian Teori Kecerdasan Ganda

Teori Multiple Intelligences (kecerdasan ganda) dikembangkan oleh Howard Gardner, ahli psikologi perkembangan dan guru besar pendidikan pada Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Teorinya tentang kecerdasan ganda baru dipublikasikan pada tahun 1993. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Gardner menemukan setidaknya sembilan inteligensi yang dimiliki oleh peserta didik, yaitu :

1. Inteligensi linguistik (linguistic intelligence) Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik oral maupun tertulis. Anak yang memiliki intelegensi linguistik tinggi akan berbahasa lancar, baik, dan lengkap, serta mudah belajar beberapa bahasa dan mudah mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa yang dimilikinya. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensi linguistik yang tinggi antara lain; pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.
2. Inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence) Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Anak yang memiliki intelegensi matematis-logis menonjol, dapat dengan mudah melakukan tugas yang berkaitan dengan sistem-sistem yang abstrak, seperti matematika dan filsafat, mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka. Bahkan ia dengan senang menggeluti simbol angka dalam buku matematika daripada kalimat yang panjang dan bertele-tele.
3. Inteligensi ruang-visual (spatial intelligence) Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Juga kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang.
4. Inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetik intelligence) Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah.
5. Inteligensi musikal (musical intelligence) Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, menciptakan lagu, dan kemampuan menikmati lagu.
6. Inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence) Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Seperti dipunyai oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.
7. Inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence) Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri.
8. Inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist intelligence) Adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Kemampuan untuk memahami dan menikmati alam, dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
9. Inteligensi eksistensial (existencial intelligence).6 Adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.

Penerapan Dalam Pembelajaran

Menurut Gardner, kesembilan jenis inteligensi di atas terdapat dalam diri setiap orang, hanya kadarnya tidak selalu sama. Untuk orang tertentu suatu inteligensi lebih menonjol daripada inteligensi lain. Inteligensi bukanlah kemampuan yang tetap tak berubah sepanjang hayat. Inteligensi dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi bagi pemiliknya. Di sinilah pendidik memiliki andil besar untuk membantu perkembangan inteligensi peserta didik. Karena itu, guru perlu memahami teori kecerdasan ganda agar pembelajaran di kelas berlangsung optimal.
Menurut teori kecerdasan ganda, setiap siswa memiliki inteligensi yang mungkin berbeda. Siswa akan lebih mudah memahami pelajaran jika materinya disajikan sesuai dengan inteligensi yang menonjol dalam diri siswa. Oleh karena inteligensi siswa di kelas beragam, maka guru perlu memasukkan dan mengolah materi yang akan diajarkan sesuai dengan inteligensi siswa-siswa tersebut. Mereka perlu mengajar dengan model bervariasi sehingga setiap siswa merasa dibantu secara tepat.
Secara umum seorang guru bisa mengembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan inteligensi lain yang tidak dikuasainya. Caranya, dengan berlatih terus menerus. Misalnya, guru yang inteligensi musikalnya kurang, dapat mengajar dengan menggunakan lagu atau musik asal dia berlatih terus menerus. Tentu kualitasnya tidak sebaik dengan guru yang inteligensi musikalnya menonjol, namun cukup untuk mengajar siswa. Dengan demikian, guru tidak boleh merasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi harus lebih yakin bahwa selalu dapat mengembangkan cara mengajar mereka. Jika anak didik dapat dibantu mengembangkan inteligensi mereka, guru pun juga dapat dikembangkan. Tentu butuh semangat dan upaya kuat.

Refleksi
- dalam pelaksaan pembelajaran guru dituntu untuk peka dalam memahami kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. guru tidak harus memiliki kedelapan kecerdasan tersebut namun guru hanya perlu memahami bagaimana kecerdasan yang dimiliki oleh siswanya.
- pada dasarnya setiap siswa memiliki kedelapan kecerdasan tersebut, namun dlaam pengaplikasiannya memiliki prosentase yang berbeda-beda
- intellegent dan talent memiliki sedikit perbedaan walalupun kurang lebih memiliki arti yang sama. intellegent dan talent keduanya memiliki sifat bawaan dan pengaruh. dalam hal ini bakat memiliki makna yang lebih luas karena bakat dipengaruhi oleh intelligensi, kreativitas, sosial, dan psikomotor skill.selain itu bakat juga akan tampak dengan kemunculan potensi yang ada pada diri siswa (performance).
- salah satu cara untuk mengetahui tingkat kecerdasan dari siswa yaitu dengan mengadakan test dan melihat kebiasaan yang dilakukan oleh siswa.
- kecerdasan ganda paling baik diterapkan pada pembelajaran di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ke bawah, sedangkan pada tingkatan mahasiswa seseorang terkadang cenderung lebih berfokus pada profesi (pekerjaan).

Komentar

Postingan Populer