Teori Revolusi Sosio Kultural dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Dasar terbentuknya teori belajar revolusi sosial
- Pengertian teori belajar kultural tidak dijabarkan secara eksplisit
- Definisi menurut para ahli→ dirumuskan dalam bentuk pendekatan-pendekatan teori belajar yang lain
- Menempatkan budaya (kultur) dan interaksi sosial menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses pembelajaran

Tokoh-tokoh dalam teori belajar revolusi sosio kultural

Teori konstruktivisme jean Piaget
Teori kognitif Piaget yang kemudian berkembang pula aliran kontruktivisme menganggap bahwa belajar lebih banyak ditentukan oleh karsa individu. Penataan kondisi bukan sebagai penyebab terjadinya belajar, tetapi sekedar memudahkan belajar. Keaktifan siswa menjadi unsur yang amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut piaget, perkembangan kognitifmerupakan suatu proses genetic, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan sistem syaraf. Makin bertambah umur seseorang, maka, semakin kompleks susunan sel syaraf dan semakin meningkat pula kemampuannya. Kegiatan belajar terjadi seiring dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, ia akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan, yaitu asimilasi dan akomodasi. Melalui asimilasi siswa mengintegrasikan pengetahuan baru dari luar ke dalam struktur kognitif yang telah ada dalam dirinya dengan pengetahuan yang baru.
Teori Co-konstruktivisme dan resolusi sosio-kultural Vygotsky
• Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial
• Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal dari individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya
• Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya.
• Proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif → anak belajar secara kooperatif → dalam suasana dan lingkungan yang mendukung (supportive)→ dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu
• Menganut teori sosiogenesis
• Teori belajar Vygotsky → pendekatan Co-Konstruktivisme

Konsep teori revolusi sosio-kultural
1. Hukum genetic tentang perkembangan (gentic law of development)
Pandangan teori ini menempatkan intrmental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Pada mulanya anak berpartisipasi dalam kegiatan sosial tertetu tanpa memahami maknanya. Pemaknaan atau kostruksi pengetahuan baru muncul atau terjadi melalui proses internalisasi. Namun internalisasi yang dimaksud oleh Vygotsky bersifat transformatif, yaitu mampu memunculkan perubahan dan perkembangan yang tidak sekedar berupa transfer atau pengalihan. Proses belajar dan perkembangan merupakan satu kesatuan yang saling menentukan
Zona perkembangan proksimal
Menurut Vygotsky, perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat,yaitu tingkat perkembangan tingkat perkembangan aktualdan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan actual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental, sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yg lebih kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan intermental.
Mediasi
Menurut Vygotsky, kunci utama untuk memahami proses-proses sosial dan psikologis adalah tanda-tanda yang berfungsi sebagai mediator. Tanda-tanda tersebut merupkan produk dari lingkungan sosio-kultural dimana seseorang berada. Semua perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi dimediasikan dengan psychological tools atau alat-alat psikologis berupa bahasa, tanda dan lambing atau semiotika.
Dalam kegiatan pembelajaran, anak dibimbing oleh orang dewasa atau oleh teman sebaya yang lebih kompeten untuk memahami alat-alat semiotic ini. Anak mengalami proses internalisasi yang selanjutnya alat-alat ini berfungsi sebagai mediator bagi proses-proses psikologis lebih lanjut dalam diri anak. Mekanisme hubungan antara pendekatan sosiokultural dan fungsi-fungsi mental didasari oleh tema mediasi semiotic, artinya tanda-tanda beseta makna yang terkandung di dalamnya berfungsi sebagai penghubung antara rasionalitas sosiokultural dengan individu sebgai tempat berlangsungnya proses mental.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Menerapkan Teori Belajar Sosio-Kultural
• Guru harus dipusatkan kepada kelompok anak yang tidak dapat memecahkan masalah belajar sendiri
• Guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan (helps), yang disebut cognitive scaffolding
• Bimbingan atau bantuan dari orang dewasa atau teman yang lebih kompeten
• Kelompok anak yang cannot solve problem diberi bantuan dan diturunkan tingkatnya untuk mencapai ZPD.
• Kelompok anak solve problems independently harus ditingkatkan tuntutannya

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
 Kelebihan:
• Anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang
• Pembelajaran dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensialnya daripada tingkat perkembangan aktualnya;
• Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramental;
• Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan prosedural yang dapat dilakukan untuk tugas-tugas atau pemecahan masalah
• Proses belajar dan pembelajaran tidak bersifat transferal tetapi lebih merupakan kokonstruksi, yaitu proses mengkonstruksi pengetahuan atau makna baru secara bersama-sama antara semua pihak yang terlibat di dalamnya
 Kelemahan
• Terbatas pada perilaku yang tampak,
• Proses-proses belajar yang kurang tampak seperti pembentukan konsep,
• Belajar dari berbagai sumber belajar,
• Pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung oleh karena itu diteliti oleh para teoriwan perilaku

Implikasi Teori belajar revolusi sosial dalam Pembelajaran
• Makna belajar
1. Belajar bukanlah proses mengumpulkan informasi, melainkan proses pengembangan pemahaman atau pemikiran dengan membuat pemahaman baru.
2. Proses belajar terjadi pada saat terjadi ketidakseimbangan struktur kognitif pada diri seseorang.
• Implikasinya di dalam kelas
1. Proses kontruksi pengetahuan berlangsung dalam diri individu.
2. Proses belajar harus diciptakan secara autentik dan alami dalam kontek sosio cultural
3. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan belajar.
Implikasi teori belajar revolusi-sosiokultural yang dikemukakan oleh Vygotsky ini dalam kegiatan pembelajaran di kelas diantaranya adalah penerapan life- skill education, authentic instruction, inquiry-based learning, problem based learning, cooperative-learning, dan service learning.

REFLEKSI Teori Revolusi Sosio- kultural

Komentar

Postingan Populer