Refleksi Belajar dan Pembelajaran Teori Konstruktivisme

Nama: Muhibbatul Aina
nim: 150341606479
off: B
kelompok: 9

Dalam teori konstruktivistik, belajar bukanlah suatu perwujudan hubungan stimulus dan respon seperti yang dikemukakan dalam teori behavioristik sebelumnya, namun belajar memerlukan pengaturan diri. Tujuan belajar lebih berfokus pada pengembangan konsep dan pemahaman yang mendalam lebih dari sekedar pembentukan perilaku dan keterampilan. Dalam teori ini, belajar lebih menekankan proses daripada hasil. Pelajar harus memiliki pengalaman dengan membuat hipotesis, menguji hipotesis, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi yang baru.

Pada pertemuan kali ini, menjelaskan bahwa belajar bukan hanya tentang menghafal. Siswa dapat berfikir secara mandiri pada saat pembelajaran berlangsung.
1.John dewey: belajar bersifat aktif, berpusat pada siswa, dan guru sebagai fasilitator
2.Jean piaget: pengetahuan tidak diperoleh secara pasif melainkan melalui tindakan. Prosesnya ada 3 tahap, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Keseimbangan diperoleh lalau dipadukan dengan pengetahuan baru yang diciptakan.
3.Lev vigotsky: belajar dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial.

Prinsip Teori Kontruktivisme
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. Guru sebagai fasilitator
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid tanpa adanya interaksi sosial.
3. Terjadi perubahan konsep ilmiah dikarenakan murid aktif mencari pengetahuannya sendiri.
4. Guru menyediakan saran dan situasi untuk menunjang siswa.
5. Guru menyampaikan fenomena dan dikaitkan dengan kenyataan yang terjadi
6. Siswa aktif bertanya , menanggapi dan berkomentar
7. Guru berusaha menggali apa maksut dan tujuan dari siswa yang berpendapat
8. Guru menyesuaikan kurikulum yang ada.

Ketika ada siswa yang mengalami salah konsep, disini peran guru diperlukan. Banyak fasililtas yang menunjang untuk memperolah pengetahuan secara individu, contohnya internet. Dengan adanya internet siswa menjadi lebih aktif dalam mencari pengetahuan.

Pada teori ini cenderung menekankan bahwa proses lebih utama dibandingkan hasil dari sebuah pembelajaran. Hal ini mampu memberikan sebuah pelajaran terhadap saya selaku Mahasiswa bahwa hasil adalah akibat (dampak) dari sebuah proses yang tak mudah. Teori ini mungkin cocok apabila dipraktekkan di dalam proses belajar dan pembelajaran pada Mahasiswa. Karena pada saat itulah Mahasiswa akhirnya dituntut untuk aktif dalam berdiskusi, berani dalam menyampaikan pendapat, dan berani berbicara di depan banyak orang. Hal tersebut mampu menjadikan Mahasiswa lebih terlatih dalam menghadapi keadaan dunia luar ataupun keadaan masyarakat sekitar tempat dimana kelak mereka bertempat tinggal nantinya. Dalam teori ini menunjukkan bahwa guru hanya sebagai fasilitator yang menjadikan siswanya semakin pandai dan mengerti. Apabila seorang guru dan peserta didik saling memainkan peran dengan baik disesuaikan berdasarkan teori konstruktivisme, maka dapat dipastikan bahwa proses belajar dan pembelajaran semakin menyenangkan dan bermakna.

Komentar

Postingan Populer