Teori Humanistik atau sosial dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Nama: Muhibbatul Aina
NIM: 150341606479
offering: B
kelompok:9

Teori Kognisi Sosial
Menurut Menurut Alex Sobur (2003) belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya. Misal: belajar memahami masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik antar etnis atau antar kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat sosial.
Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura dan Vygotsky. Bandura berasumsi bahwa sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalu pengamatan tingkah laku yang ditampilkan oleh individu lain. Bandura juga menyatakan bahwa belajar banyak perilaku melalui peniruan, bahkan tanpa adanya penguat sekalipun. Kita bisa meniru perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain serta kibat yang ditimbulkannya. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning”.
Prinsip-prinsip yang mendasari teori kognisi social oleh Bandura:
- Prinsip faktor-faktor yang saling menentukan
- Kemampuan untuk membuat atau memahami simbol/tanda/lambang
- Kemampuan berpikir ke depan
- Kemampuan untuk seolah-olah mengalami apa yang dialami oleh orang lain
- Kemampuan mengatur diri sendiri
- Kemampuan untuk berefleksi

Teori kognisi sosial Vygotsky menekankan pada aspek sosial dalam pembelajaran. Beliau menuturkan bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika seseorang bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka (zone of proximal development). Inti dari teori kognisi social menurut vigotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan sosial dalam pembentukan pengetahuan yang menurut beliau, bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang.

Teori Humanistik
Pada dasarnya teori belajar humanistik memiliki tujuan belajar untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu, proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, si pembelajar dan proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Humanistik adalah suatu teori yang tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Para pendidik yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai perilaku manusia. Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik.

Tokoh dari teori ini diantaranya:
1. Arthur W. Comb berpendapat bahwa guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan siswa. Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.
2. Abraham Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (self). Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hierarki Kebutuhan).
3. Carl Rogers
Rogers membedakan dua tipe belajar, yakni kognitif (kebermaknaan) dan experiential (pengalaman atau signifikansi). Experient learning merujuk pada kualitas belajar yang mencakup: keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa. Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.

Aplikasi teori humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit human being selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.

REFLEKSI teori humanistik

dalam teori humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. pendekatan ini melihat kejadian (pengalaman) yang dialami oleh peserta didik yaitu bagaimana peserta didik membangun dirinya sendiri untuk melakukan hal yang positif. teori ini menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal-hal yang bersifat positif tentang manusia.
- teori ini menyatakan bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asalkan tujuannya untuk memanusiakan manusia dalam mencapai aktualisasi diri, serta realisasi diri darapt tercapai secara optimal.
- humanistik tertuju pada suatu bentuk permasalahan tiap individu yang dihubungkan dengan pengalaman
- teori humanisme ini cocok diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat untuk pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
- indikator keberhasilan dari teori ini adalah: siswa merasa senang, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir perilaku atas kemauannya sendiri
- semakin panadai pengajar mengaitkan materi yang disampaikan dengan kehidupan atau lingkungan di sekitar maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap siswa dalam berubah untuk berperilaku positif


Komentar

Postingan Populer