Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Resume 3
Nama: Muhibbatul Aina
NIM: 150341606479
OFF: B
kelompok: 9

Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang didasarkan pada perubahan prilaku yang bisa diamati. Behaviorisme memfokuskan diri pad asebuah pola perilaku yang terus berulang sampai perilaku tersebut menjad sebuah kebiasaan. Teori behaviorisme mengkonsentrasikan pada kajan tentang perilaku nyata yang bisa diteliti dan diukur. Teori ini beranggapan bahwa respon terhadap stimulus bukanlah hal yang abstrak dan bisa diamati secara kuantitatif, apa yang ada dalam pikiran menjadi diabaikan karena proses berpikir tidak bisa diamati secara jelas perubahan perilakunya. Tokoh-tokoh kunci dalam perkembangan teori behavioristic ini adalah ivan Pavlov, Watson, Throndike, B.F. Skinner. Adapun ciri dari rumpun behavioristik ini adalah:
- Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
- Lebih bersifat mekanisme
- Menekankan pada pembentukan reaksi atau respon
- Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
- Menekankan peranan lingkungan dalam proses pembelajaran
Teori behaviorisme ini memiliki tiga rumpun yang terdiri atas:
1) Psikologi koneksionisme engan tokohnya Edward L.Thorndike
2) Condisioning Classic dengan tokohnya Ivan Pavlov
3) Psikologi penguatan (operant conditioning) dengan tokoh yang terkenal yaitu B. F. Skinner

 Psikologi koneksionisme
Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku dari individu tidak bisa dijauhkan dengan suatu hubungan seperti stimulus dan respon. Siapa yang dapat menguasai hubungan stimulus respon sebanyak-banyaknya maka dia dapat berhasil dalam belajar. Pembentukan hubungan stimulus-respon perlu dilakukan berulang-ulang. Menurut teori koneksionisme belajar merupakan proses pembentukan koneksi antara stimulus dan respon. Thorndike mengemukakan tiga hukum dalam belajar yaitu:
1. Law of Readiness, yang mana memiliki arti bahwasanya belajar akan berhasil apabila individu yang akan melakukan belajar memiliki kesiapan untuk melakukannya.
Contoh: Deni terlihat sangat bersemangat ketika akan memulai pelajaran Biologi, sedangkan Ila terlihat kurang bersemangat ketika akan memulai pelajaran Biologi karena dia tidak menyukai mata pelajaran tersebut, menurut anda siapakah yang akan lebih mudah enerima pelajaran Biologi? Ya pastinya Deni karena dia memiliki semangat yang tinggi pada saat akan memulai pelajaran. Akan tetapi, kesiapan belajar ini dapat diciptakan oleh guru dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan memberikn motivasi dan dapat menarik perhatian siswa pada saat akan memulai pelajaran.
2. Law of Exercise, yaitu belajar akan berhasil apabila banyak mengerjakan latihan” soal dan mengulang” dalam belajar. Apabila siswa sudah terbiasa dengan latihan dan mengulang materi maka pemahaman siswa terhadap materi dapat relative menetap sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
3. Law of Effect, belajar akan semangat apabila mengetahui hasil belajar yang baik. Mengetahui hasil belajar dapat meningkatkan motivasi dari siswa agar bisa lebih mengetahui letak kelemahan dan memperbaikinya dengan segera. Untuk itu dalam proses pembelajaran feedback yang menyenangkan juga sangat diperlukan.

 Teori condisioning classic
Teori ini mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu upaya untuk menkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu. Salah satu bentuk pengkondisian yang biasa ditemukan di sekolah adalah lonceng berbunyi yang mengisyaratkan kelas segera dimulai atau sudah berakhir. Contoh lain yang sering ditemui yaitu, guru saat mengajukan pertanyaan langsung diikuti dengan acungan tangan siswa yang ingin menjawab sebagai pertanda bahwa siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru tersebut. kondisi tersebut sengaja diciptakan agar terbentuk suatu respon dari stimulus yang diberikan oleh guru terhadap siswa.

 Teori operant conditioning
Asumsi dari teori ini bahwa perubahan perilaku merupakan fungsi daripada kondisi atau peristiwa lingkungan. Menurut skinner bahwa respon individu tidak hanya terjadi karena adanya rangsangan dari lingkungan,akan tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu di lingkungan yang tidak diketahui atau tidak disadari. Unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan, yang mana penguatan dalam hal ini dibagi menjadi dua bentuk yaitu penguatan yang bersifat positif dan negatif. Penguatan yang bersifat positif dapat berupa hadiah atau penghargaan 9reward), sedangkan yang berupa penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberikan penghargaan misalnya dengan memberikan tugas tambahan.

Penjelasan dari ketiga rumpun teori behaviorisme dapat disimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan pendekatan behaviorisme sangat menekankan kepada perubahan perilaku siswa pada setiap akhir pembelajaran yang dapat diukur dan diamati. Hal ini berhubungan pada penetapan tujuan pembelajaran yang dapat diukur dan diamati. Sehingga perubahan perilaku siswa pada aspek pengetahuan dapat diamati dengan segera untuk dapat diambil tindakan selanjutnya seperti apa. Penerapan teori behaviorisme ini dangat menekankan pada penyusunan tujuan pembelajaran yang dapat mengukur dan mengamati perubahan perilaku siswa dengan jelas.

Penerapan Teori Behavioristik dalam Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Teori behavioristik digunakan sebagai dasar dalam mendesain awal multimedia pembelajaran. Teori belajar behavioristic mengharapkan bahwa aktifitas pembalajaran berbasis komputer dapat mengubah sikap siswa dengan cara yang dapat di ukur dan dapat dilihat dengan jelas perubahannya. Setelah menyelesaikan suatu pelajaran, siswa seharusnya dapat mengerjakan sesuatu yang belum dapat dikerjakan sebelum mengikuti pelajaran tersebut. Dalam penerapan pembelajaran perkuliahan pengembangan Multimedia interaktif dengan menggunakan multimedia sangat relevan. Misalnya penggunaan unsur multimedia yang merupakan kombinasi dari gambar, video dan suara yang dirancang sedemikian rupa yang dimaksudkan untuk menyampaikan materi secara mudah dan menyenangkan dapat menarik perhatian bagi pengguna sehingga dapat dijadikan stimulus/penguatan untuk siswa. Evaluasi berupa soal latihan yang diberikan di akhir materi meningkatkan respon terhadap materi yang telah dipelajari. Rangkuman materi yang berisi poin-poin penting dapat meningkatkan penguatan memori pengguna media. Beberapa teori yang mendukung penggunaan komputer pada pembelajaran, teori behavioristik secara historis mempunyai kontribusi paling besar. Konsep teori behavioristik yang paling mendasar adalah penetapan tujuan khusus pembelajaran. Tujuan tersebut dapat mengubah sikap siswa yang dapat di ukur dan materi yang padat seharusnya dipecah menjadi sub-sub materi yang lebih sederhana.

Komentar

Postingan Populer